MANDUAMAS - TAPTENG : Beberapa warga Desa Tumba, Kecamatan Manduamas, mengadukan nasib mereka kepada anggota DPRD Tapteng dari Fraksi Gerindra, Sainah Hasugian, saat kunjungan langsung ke desa tersebut.
Salah satu warga, Tianur Sihotang atau yang akrab disapa Mak Jurtul Boru Sihotang, istri dari Bangun Simanjuntak, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak pernah mendapatkan bantuan sosial apapun dari pemerintah, meski secara ekonomi tergolong tidak mampu.
“Saya kurang mampu, tapi tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik PKH maupun BLT. Saat saya tanya ke pemerintah desa, katanya itu ditentukan pusat. Saya bingung, apa sebenarnya dasar penentuan penerima bantuan sosial?” ujar Mak Jurtul di hadapan Sainah Hasugian, pada 9 Juli 2025 sekitar pukul 15:30 WIB.
Mak Jurtul juga menambahkan bahwa ia kewalahan membeli seragam sekolah untuk anaknya yang akan masuk SMP. Menanggapi hal itu, Sainah langsung memberikan bantuan berupa amplop putih sebagai bentuk kepedulian, serta menyampaikan rencana pengusulan nama-nama warga ke dalam program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Partai Gerindra.
“ini saya bantu untuk beli seragam anaknya. Soal rumah, saya akan usulkan nanti lewat program RTLH partai Gerindra. Tapi kalau itu terealisasi, harus benar-benar dimanfaatkan sebagaimana mestinya,” tegas Sainah.
Keluhan serupa juga disampaikan beberapa warga lainnya, termasuk Oppung Hanris Barasa, seorang lansia yang mengaku belum pernah merasakan bantuan pemerintah sepanjang hidupnya.
Warga berharap pemerintah melakukan verifikasi ulang terhadap data penerima bantuan sosial agar lebih tepat sasaran. Kunjungan Sainah Hasugian ditutup dengan suasana hangat bersama anak-anak yang turut menikmati es krim, dan mengabadikan nya
Usai meninjau warga yang belum tersentuh bantuan sosial di Desa Tumba, anggota DPRD Tapanuli Tengah Sainah Hasugian Dalam perjalanan Pulang,
Di lokasi laembara desa tumba jae , ia meninjau langsung kebakaran lahan yang dipicu oleh kemarau panjang.
Sainah mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan, khususnya di daerah bergambut yang sangat rawan terbakar.
“Musim kemarau panjang membuat lahan gambut sangat rentan terbakar. Jangan sembarangan membakar sampah atau membuang puntung rokok, karena itu bisa memicu kebakaran besar,” ujarnya.
Melihat kondisi di lapangan dan dampak kebakaran yang terjadi, Sainah mendesak pemerintah daerah untuk melihat langsung situasi lahan yg terbakar dan kiranya pemerintah menempatkan unit pemadam kebakaran (Damkar) di wilayah Kecamatan Manduamas dan Sirandorung. Ia menilai keterlambatan penanganan kebakaran selama ini disebabkan oleh jarak yang jauh dari pusat Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Saya akan perjuangkan agar minimal satu unit Damkar ditempatkan di dua kecamatan ini. Ini penting demi keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan masyarakat,” tegasnya
Selain merusak lingkungan, kebakaran yang terjadi juga berdampak pada infrastruktur jaringan komunikasi. Seorang teknisi jaringan XL yang ditemui di lokasi menyebutkan bahwa sejumlah kabel jaringan terbakar sehingga mengakibatkan gangguan layanan telekomunikasi di wilayah Manduamas
Sainah juga meminta masyarakat segera melapor jika melihat api sekecil apa pun di area terbuka, serta mengajak semua pihak bekerja sama dalam pencegahan.
“Butuh sinergi masyarakat, pemerintah, dan aparat agar kejadian seperti ini tidak terus berulang,” pungkasnya.
(St.munthe)