Panyabungan : Sejumlah aktivis pemuda dan mahasiswa Kab Mandailing Natal akan menggelar FGD (Focus Group Discussion) untuk mengkritisi langkah dan sepak terjang Atika Azmi Utammi Nasution selama menjabat Wakil Bupati Madina. "Lewat FGD ini kita akan merekam potret AAU secara konfrenshif baik dalam statement, kinerja, kebijakan dan janji politik beliau selama menjabat Wakil Bupati.
Langkah ini merupakan tanggung jawab moral dan control sosial kita dalam pengawalan agenda pembangunan Madina" sebut Panita FGD Dahler Lubis, bersama Lukmanul Hakim, Hapsin Nasution, Ahmad Saleh Lubis, Dewi Sartika , Ummi Habibah Rangkuti kepada media dalam rilis yang sampai ke meja redaksi (24/09)
Mereka menyebut, Atika dinilai sering bersikap "over acting", padahal "masih wakil" tapi seolah merasa Bupati, dan ditengarai telah banyak melakukan dugaan
pembohongan publik secara massif, disertai narasi penyesatan, menyebarkan informasi hoax, baik dalam statement, arah kebijakan dan program yang tak kunjung terealisasi. "Hal ini yang akan kita bedah secara mendalam bersama kaum kritis Madina disertai dengan bukti konkrit dengan dokumen yang ada" ungkap mereka.
Dijelaskan, Wabup Madina dinilai acap kali melontarkan pernyataan "nyeleneh" dan berbanding terbalik dengan realitas yang ada, apalagi Atika beberapa waktu yang lalu sempat "sesumbar" mengakui janji politik Sukhairi-Atika telah banyak yang terlaksana dimasa jabatannya sebagaimana dilansir berbagai media (28/8) seusai pendaftaran ke KPU Madina.
Publik udah lama menunggu ekspose dari Atika tsb, tapi hampir 1 bulan tak pernah ada. Atau prestasinya hanya berhasil mengelabui dan melakukan pembohongan publik" ujar Dahler yang alumni UIN Syahada Padangsidimpuan ini.
Disebutkan juga, Atika cukup dikenal kepiawaiannya dalam bersilat lidah dan beretorika serta lihai memutar kata, tapi jauh panggang dari fakta. "Type Atika ini figur yang sibuk berkata, tapi lupa berkaca" ungkap mereka dengan satire
Pejabat publik yang terus berjanji tanpa realisasi, tambah Hapsin menunjukkan rendahnya integritas moral dan kredibilitas di mata publik. Type pemimpin yang hanya pandai beretorika dengan karya kata, jelasnya adalah preseden buruk dalam tipologi pemimpin.
Pantas saja, asumsi publik menilai bahwa Atika adalah figur Queen Of Lips Service (Ratu Retorika)" imbuh mereka.
FGD bertajuk Merekam Raport Merah Wabup Atika (menyoal janji politik Atika: Antara Idealita dan Realita, Fakta atau Hoax rencananaya akan digelar besok malam (25/09) bertujuan memberikan pembelajaran demokrasi yang sehat (political education), penegasan tanggungjawab moral masyarakat dalam mengawal agenda pembangunan serta memberikan "shock theraphy" kepada para pejabat agar tidak mudah ingkar janji.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk lebih realistis dan objektif menilai, bagaimana realiasi dan implementasi visi-missi, RPJMD, janji kampanye Atika apakah telah memenuhi standard harapan publik atau tidak?
Dalam FGD kalangan terbatas ini juga akan mempertanyakan sejauh mana realisasi tagline Perubahan seperti digaungkan pemerintahan selama ini. Perubahan apa yang dimaksud? Era baru atau sesuka-suka selera aja" ungkap mereka
Pihaknya juga telah banyak mencatat secara objektif rekam jejak (track record) Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi sebagai calon petahana baik dari sisi integritas, kredibilitas, kwalitas, kapasitas, kompetensi, janji kampanye, yang diakui berada pada titik nadir paling rendah di mata publik, bahkan cenderung menjadi 'guyonan politik".
Pihaknya juga telah menerima banyak masukan dari sejumlah akademisi dan tokoh publik terkait catatan kasus dan janji politik Wabup Madina seperti Beasiswa untuk mahasiswa S2, beasiswa LPDP untuk guru, Insentif Guru Mengaji, Meritokrasi yang amburadul, Birokrasi yang transaksional, Kasus KKN Seleksi PPPK, dan sederet kasus hukum di sejumlah dinas, Tugu Bundaran Kopi, Monumen Jenderal AH Nasution, Ribuan titik lampu PLTS yang hoax, harga kopi Mandaling 400 ribu, eksport kopi ke luar negeri, Kapal Tangkap Ikan, Kontrak Politik kepada masyarakat Pantai Barat dll yang kesemuanya merupakan jejak rekam politik yang tak pernh terwujud, tapi diduga kuat merupakan pembohongan publik" tegas Hapsin yang mantan Ketua Umum DPP IMMAN (Ikatan Mahasiswa Mandailing Natal) ini.
Sedangkan Lukman menyatakan, pihaknya secara serius telah rampung menyiapkan bahan dengan berbagai sumber primer dan sekunder baik berupa video, pemberitaan media cetak, akun medsos AAU dll sebagai kelengkapan materi FGD dimaksud. Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan hasil FGD tsb akan berujung pelaporan ke Polres Madina atas dugaan tindak pidana pembohongan publik oleh Wabup Madina dan penganugerahan gelar Ratu Retorika/Ratu Hoax kepada AAU" tutupnya.
(Magrifattuloh)