• Jelajahi

    Copyright © Media Pamor News
    Best Viral Premium Blogger Templates
    Selamat Datang di MediaPamorNews.Com ➤ Semua Wartawan MediaPamorNews.Com dilengkapi dengan ID Card Wartawan. Kami Adalah Media Dengan Sumber Referensi Rerpercaya.

    MEDIAPAMORNEWS.COM

    Ternyata Ini Makna ‘Ulang Amet Jagong Kami, Karena Jagong Kami Tong Den Menguda

    Selasa, 8/27/2024 08:36:00 PM WIB Last Updated 2024-08-27T13:36:41Z



    Subulussalam : Menurut keterangan salah satu simpatisan pasangan Salmaza dan Bahagia (SABAH) sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota kota Subulussalam bahwasanya lirik lagu yang berjudul “jangan ambil jagung kami, karena jagung kami masih muda”, itu sangat mengandung makna yang mendalam jika diinterpretasikan dalam konteks politik. Lirik ini bisa dilihat sebagai simbol peringatan dan harapan dari masyarakat Subulussalam kepada para calon pemimpin daerah, yaitu Salmaza dan Bahagia, mengenai harapan mereka akan perubahan yang diinginkan.


     

    1. Simbol “Jagung” dalam Konteks Politik: Jagung dalam lirik tersebut dapat diartikan sebagai simbol kesejahteraan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat Subulussalam. Jagung yang masih muda menggambarkan bahwa sumber daya atau potensi yang ada belum matang dan masih dalam proses pertumbuhan. Ini bisa berarti bahwa masyarakat Subulussalam sedang dalam fase pembangunan dan butuh waktu untuk berkembang sepenuhnya.


    2. “Jangan Ambil Jagung Kami” sebagai pesan bagi para calon pemimpin: Lirik ini bisa diartikan sebagai sebuah peringatan atau permintaan dari masyarakat kepada para calon selain SABAH, agar tidak terburu-buru atau gegabah dalam mengambil keputusan yang bisa merugikan masyarakat. “Jangan ambil jagung kami” mengindikasikan bahwa masyarakat tidak ingin potensi yang mereka miliki dieksploitasi atau disia-siakan oleh kebijakan yang tidak tepat. Mereka menginginkan agar Salmaza Bahagialah yang memimpin Subulussalam agar kesejahteraan rakyat dapat diperjuangkan.


     Deskripsi Gambar


    3. Relevansi dengan Politik Lokal: Dalam konteks politik, masyarakat sering kali merasa bahwa potensi daerah mereka kurang dioptimalkan atau malah dirugikan oleh kepemimpinan yang tidak berpihak kepada rakyat. Mereka menginginkan perubahan yang nyata, pemimpin yang tidak hanya mencari keuntungan pribadi atau golongan, tetapi juga memikirkan bagaimana menjaga dan mengembangkan potensi daerah untuk kesejahteraan bersama. Lirik ini mencerminkan kekhawatiran bahwa kebijakan yang salah bisa menghancurkan masa depan mereka, seperti halnya “mengambil jagung yang masih muda” bisa berarti menghancurkan hasil panen sebelum waktunya.


    Kesimpulan: Secara keseluruhan, lagu ini bisa dilihat sebagai suara hati rakyat Subulussalam yang menginginkan pemimpin dapat ikhlas dalam bekerja dan tegas dalam bertindak. Mereka berharap agar calon pemimpin seperti Salmaza dan Bahagialah yang dapat mendengar dan memahami keinginan mereka untuk perubahan positif. Masyarakat tidak ingin jagung (potensi dan kesejahteraan) mereka diambil sebelum waktunya. Mereka ingin pemimpin yang mampu membina, memelihara, dan mengembangkan potensi tersebut untuk kesejahteraan jangka panjang. 

    (Erwin kombih)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini